Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara perilaku manusia. Motivasi juga adalah subyek yang membingungkan, karena motif tidak dapat diamati atau diukur secara langsung, tetapi harus disimpulkan dari perilaku orang yang tampak. Motivasi juga bukan hanya satu-satunya faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang. Dua faktor lainnya yang terlibat adalah kemampuan individu dan pemahaman tentang perilaku yang diperlakukan untuk mencapai prestasi yang tinggi atau disebut persepsi peranan. Motivasi, kemampuan, dan persepsi peranan adalah saling berhubungan. Jadi, bila salah satu faktor rendah, maka tingkat prestasi akan rendah, walaupun faktor-faktor lainnya tinggi.
Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut motifavi (motivation) atau motif, antara lain kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan (wish), dan dorongan (drive). Dalam hal ini akan digunakan istilah motivasi, yang diartikan sebagai keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang merupakan kekuatan pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasan dirinya.
Hubungan atau peranan motivasi
Motivasi itu penting atau tidak ?
Motivasi itu sangat penting karena tanpa motivasi kita tidak akan punya semangat untuk belajar. motivasi itu lebih baik datang dari diri kita sendiri, karena kita akan berusaha sekuat tenaga kita untuk meraih apa yang kita inginkan. Apabila motivasi itu datang dari luar misalkan kalau IPK kita naik disemester depan orangtua kita berjanji akan membelikan sebuah mobil yang mewah, maka hasil yang akan yang kita dapatkan akan kurang memuaskan dibanding dengan apabila kita memiliki motivasi dari dalam diri kita sendiri.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dan menghambat motivasi:
• Malas belajar,
• Kebanyakan tugas, sehingga pusing pilih yang mana tugas yang harus diselesaikan terlebih dahulu
• Cara dosen menyampaikan materi kurang menarik, sehingga minat belajar menjadi tidak semangat dan minat belajar menjadi menurun.
• Salah memilih teman bergaul,
• Konsentrasi terpecah karena masalah pribadi
Saran-saran mengatasi penurunan motivasi belajar :
• Jika setelah belajar dikampus, maka malam harinya kita harus pelajari lagi pelajaran yang tadi diajarkan di dalam kelas untuk mengingat kembali pelajaran tersebut.
• Jangan salah pilih teman karena kesenangan sesaat justru menjerumuskan kita ke dalam kepedihan yang berkepanjangan.
• Misal kan banyak tugas, jangan dikerjakan sekaligus malam itu juga karena kita akan pusing sendiri, tugas mana yang akan dikerjakan terlebih dahulu, maka kalau ada tugas banyak kita harus mencicil mengerjakan tugas tersebut jangan sampai keteteran mengerjakan tugasnya.
• Dukungan dari orang terdekat misalnya, orangtua (ayah dan ibu), kakak, adik, saudara, sahabat, teman kelas, mungkin juga pacar bisa memberikan dukungan dan semangat dalam belajar.
• Jangan mudah mengeluh karena orang yang sering berkeluh-kesah menandakan kurang memiliki kemampuan. Dalam ilmu psikologi, ada alat ukur kemampuan seorang manusia yang disebut dengan adversity (AQ), yaitu daya ketahanmalangan seseorang, yang nilainya diatas IQ (kecerdasan otak) dan EQ ( kecerdasan emosi). Orang yang memiliki AQ tinggi, maka kita tidak mudah berputus asa walau pada kondisi seburuk apapun. Justru sebaliknya, dengan segala keterbatasan yang dimiliki kita, kita mampu berfikir dan bertindak mensiasati diri untuk dapat terus maju.
• Kembangkan gairah membaca dan menulis, gunakan waktu-waktu senggang untuk membaca dan menulis yang berkaita dengan tugas belajar. Keengganan membeli buku dan membaca buku yang berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang dijalani kita akan menghambat dalam proses belajar.
• Memiliki targer-target pribadi, biasakan memiliki target-target pribadi, misalkan, disemester depan IPK kita harus naik, jadi asisten laboratorium atau asisten dosen, dan sebagainya. Untuk mencapai target-target tersebut, maka kita harus memiliki strategi atau siasat-siasat yang mungkin dapat kita kerjakan. Kita harus dapat menilai tentang kemampuan diri kita sendiri (apa yang kita miliki, apa kelebihan kita, apa kekurangan kita), selanjutnya kita harus dapat memandang masa depan (apa peluang yang bisa kita raih, apa tantangan yang bakal kita hadapi), dan dari sana kita dapat melakukan manajemen diri (mengatur waktu, mengatasi kekurangan, memilih teman, dan sebagainya). Dengan memiliki target-target pribadi, maka jalan hidup kita menjadi lebih terarah, dan kita tahu prioritas apa yang yang dikerjakan terlebih dulu. Bila target tersebut tidak terpenuhi, maka susun target baru sambil mengintropersi diri, mengapa target tersebut tidak tercapai, dan benah.
Sumber : Handoko, T.Hani, Manajemen edisi 2, BPE-Yogyakarta, 1984
Buku Pedoman Universitas Gunadarma Tahun Akademik 2008/2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar